watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KECELAKAAN BERUJUNG NIKMAT

Ini adalah cerita sex-ku yang asyik. Namaku Joko
(samaran), tinggiku 171 cm, berat ideal. Aku
memiliki wajah yang ganteng dan penis yang
lumayan untuk membuat cewek tegang dan
lemas. Aku mempunyai daya sex yang kuat
sekali, sering aku melakukan onani dengan
dengan nonton BF dan berkhayal tubuh sintal dan
seksi, lalu memasukkan penisku ke vagina cewek.
Aku sering nonton BF dan diiringi meremas-
remas penis sampai aku tegang dan keluar
sperma. Ini biasanya aku lakukan sampai tiga kali
dalam satu kali nonton BF. Aku suka susu cewek
yang besar dan kenyal. Aku paling suka kalau
bermain sex dengan posisi aku di bawah dan
cewek yang memainkan vaginanya di atas
tubuhku sambil melihat pantat besar dan mulus
yang naik turun dan bergoyang.
Cerita ini bermula dari kecelakaan kecil yang
menimpaku. Seperti biasa, sore hari aku
menyempati jalan-jalan dengan motor
kesayanganku, dengan memakai jeans dan jaket
kesayanganku, dengan kecepatan yang tidak
begitu cepat. Aku lihat ke kanan dan ke kiri, tiba
tiba ada motordari belakang dengan kecepatan
tinggi menyerempetku. Sekilas aku kaget dan
berusaha minggir, tapi sial aku malah jatuh
karena tepi jalan itu ada batu batu kecil yang
menyebabkan ban motorku tergelincir dan
akhirnya aku tertimpa motor dan yang
menyerempetku tadi langsung tancapgas (kabur)!
Setelah itu aku berusaha bangun dengan
pertolongan orang orang di sekitar situ. Aku
terluka di bagian kaki (paha atas, lengan atas dan
dada), sebenarnya luka ini tidak begitu serius
bagiku, tapi aku kagum sekali dengan pertolongan
orang-orang di sekitar situ yang penuh simpatik.
www.ceritaindo.sextgem.com Setelah beberapa detik kejadian itu, aku langsung
dibawa ke dalam sebuah rumah dekat kejadian.
Ya, seperti biasa menghindari campur tangan
polisi. Setelah aku dimasukkan di dalam sebuah
rumah dan motorku di depan rumah itu, aku
disuruh duduk oleh seorang cewek yang ternyata
pemilik rumah itu. "Adik duduk aja di sini, biar ibu
ambilin obat ya.." kata cewek itu dan segera
masuk ke dalam kamarnya yang letaknya di
depanku. Perkiraanku cewek ini umurnya sekitar
36, meskipun umurnya ya.. cukup tua sih. Tapi
cewek ini bodinya oke sekali deh, tingginya sekitar
165 cm susu yang montok berukuran sekitar 36B
dan masih terangkat dengan menggunakan kaos
yang longgar dan pantat yang besar sekali karena
pada waktu itu dia pakai rok pendek sampai lutut
dan kelihatan betis yang mulus dengan ditumbuhi
rambut halus. Aku sempat berkhayal untuk
memegang pantatnya yang besar sekali,
kuremas-remas sambil memasukkan jariku ke
lubangkenikmatannya.
Setelah beberapa menit dia mencari obat merah
di kamarnya, dia memanggil anaknya, "Sri..
Sri..ambilin minum tuh.. buat Mas-nya!" ternyata
dia punya anak perempuan yang namanya Sri,
umurnya sekitar 17 tahun. Setelah berhasil
menemukan obat merah, lalu menghampiriku,
"Wah.. ini lukanya parah sekali Dik.." sambil
membuka tutup obat merah.
"Ah.. nggak kok Bu.. biasa aja kok," kataku sambil
memperhatikan susunya yang montok
tergelantung itu.
"Nama Adik siapa?" tanya ibu itu sambil
meneteskan obat merah di lengan atasku.
"Joko Bu, aduh pedih sekali.. pelan-pelan Bu..!"
"Maaf ya.. Dik Joko, oh ya nama ibu Neneng,"
katanya sambil meneteskan ulang obat itu di
lengan atasku.

Dan tidak disengaja susu Neneng itu menyenggol
sikuku."Oh.. maaf Bu.. tidak sengaja," tanyaku
sambil melihat susu Neneng yang membuat
penisku agak tegang.
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil.
"Lho.. Dik Joko yang kena yang mana lagi,
kelihatannya celana kamu sobek tuh.." katanya
sambil memegang celanaku yang sobek itu.
"Ya.. Bu itu di bagian paha atas dan di dada ini,"
sambil membuka sedikit kaos yang kupakai.
"Yang ini harus diobati loh, entar kalau tidak cepet
diobati berbahaya, kaki kamu bisa di luruskan
nggak?" kata Bu Neneng.
"Agak linu Bu.. karena bagian paha sih.." kataku
sambil mencari kesempatan melihat susu.
Pada waktu itu tepat dudukku tidak
memungkinkan aku meluruskan kakiku.
"Ya.. sudah ke kamar Ibu dulu situ berbaring biar
kakimu bisa diluruskan," kata Bu Neneng sambil
membantuku berdiri dan berjalan.
"Ya.. Bu.. tapi..?" tanyaku ragu.
Nanti disangka macam-macam, tapi memang
niatku untuk berusaha nge-sex sama Bu Neneng
yang montok itu.
"Tapi apa, oh.. kamu malu ya.. nyantai aja kamu
kan teluka dan perlu pengobatan, sudah masuk
ayo Ibu bantu!" sambil melingkarkan tangan
kanan di pundak Bu Neneng aku berjalan.
Dan tidak disengaja waktu berjalan, jari-jariku
menyentuh permukaan susu montok Bu Neneng
tapi aku tidak merubahnya, malah kugesek-
gesekkan dengan pelan-pelan agar tidak ketahuan
kalau disengaja, terasa puting susu Bu Neneng
yang kenyal menyebabkan penisku tegang. Dan
sampailah di tempat tidur Bu Neneng.
"Sudah Dik Joko, mana yang luka lagi?" sambil
duduk di sampingku dan membelakangiku
sementara aku terlentang, otomatis tanganku
menempel di paha mulus Bu Neneng.
"Di dada sini Bu," kataku sambil membuka ke atas
kaosku agar kelihatan lukanya.
"Ya.. sudah dilepas dulu kaosnya, entar kalau
kena obat ini kan jadi merah," katanya basa-basi.
Aku langsung buka kaosku, dan sekarang aku
telanjang dada.
"Nah gini kan bisa leluasa mengobati kamu,"
sambil mendekat ke dadaku, dan otomatis aku
melihat dengan jelas susu Bu Neneng
tergelantung dan ditutupi oleh BH yang tidak
muat menampung besarnya susu Bu Neneng
dan tanganku makin kurapatkan ke paha dan
sekarang sudah di ataspaha mulus Bu Neneng.
Dan pada waktu Bu Neneng meneteskan obat,
aku terasa pedih dan dengan refleks tanganku
terangkat sehingga menyenggol susu Bu Neneng
dan rok mini Bu Neneng terangkat ke atas, terlihat
paha yang mulus itu.
"Maaf ya.. Bu, Joko tidak sengaja kok," pintaku
sambil menurunkan tanganku ke paha Bu Neneng
yang mulus dan putih itu.
"Ya.. tidak apa-apa kok," sambil meneruskan
meneteskan lagi di bagian dadaku yang luka.
Sekarang dia agak ke atas dan membungkukkan
dirinya, otomatis susu yang montok itu dekat
sekali dengan wajahku itu. Aku tidak tahu ini
disengaja atau tidak, tapi buatku disengaja atau
tidak tetap saja membuat penisku makin tegang.

Lama-lama kok posisi Bu Neneng makin
membungkuk dan sampai suatu saat susunya
tersentuh dengan mulutku. Wah, terasa kenyal
dan empuk, aku tidak diam saja, aku berusaha
pelan-pelan menggeser tanganku yang di paha
mulus Bu Neneng itu, pelan dan pelan karena aku
takut Bu Neneng marah karena ulahku ini. Dengan
nafsu yang kutahan, aku gerak-gerakkan
tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali,
batinku sambil merasakan penis yang menegang
kepingin lepas dari sangkarnya (CD-ku), dan
sampailah aku di pangkal paha Bu Neneng itu dan
menyentuh CD Bu Neneng yang kelihatan
memakai CD warna hijau kembang dan kepalaku
bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menggesek
susu Bu Neneng (pelan-pelan), dan sesekali kujilat
halus susu montok itu, waktu itu Bu Neneng
diam saja dan terus mengobati dadaku yang luka
tapi nafas Bu Neneng tidak bisa disembunyikan,
sering dia menarik nafas panjang untuk menahan
nafsunya.
"Sudah nihh.. Semua luka kamu di dada sudah
diobati, sekarang mana lagi yang terluka?" sambil
melihatku dan membiarkan tanganku di pahanya
yang mulus itu."Itu Bu.. di paha atas," jawabku
sambil menunjukkan tempat yang luka."Wow..
Ya ini harus dibuka Dik Joko, kalau tidak dibuka
dimana ibu bisa mengobati apalagi kamu pakai
jeans yang ketat.. ya sudah dicopot aja!" jawab
Bu Neneng sambil melihat dengan dekat luka dari
luar celanaku dan sesekali lihat penisku yang
sudah tegang dari tadi.

"Bu.. bisa bantuin copot celanaku, aku tidak bisa
copot sendiri Bu, kan tanganku luka," alasanku
agar Bu Neneng bisa lihat penisku dari dekat.
Tiba-tiba Sri datang dengan membawa air putih.
"Bu ini airnya.."
"Ya.. sudah sekarang kamu keluar, e.. jangan lupa
tutup pintunya, ibu mau obati Mas Joko dulu!"
Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan sex-
ku. Setelah itu Bu Neneng mulai membuka
resleting celanaku dan membuka bagian atas dan
aku mengangkat sedikit pinggulku supaya Bu
Neneng mudah melepas celanaku. Saat
membuka celanaku, posisi Bu Neneng
membungkuk sehingga mulutnya dekat dengan
penisku yang tegang, dan aku sengaja
mengangkat pinggul yang lebih tinggi dan
tersembullah penisku dan mulut Bu Neneng..
"Sorry Bu.. tak sengaja," mulai saat itu penisku
mulai tegang sekali karena cara Bu Neneng
membuka celanaku sangat merangsang penisku.

Sambil sedikit menungging dan menggerakkan
sedikit pantat yang besar itu, Bu Neneng melepas
celana jeans-ku (apa ini usaha Bu Neneng untuk
merangsang nafsuku), dan akhirnya aku sekarang
tinggal pakai CD. Dan mulailah Bu Neneng
mengobati paha atasku dengan posisi nungging
membelakangiku dan sedikit siku tangannya
menyentuh penis yang sudah tegang. Sesekali
BuNeneng melihat penisku dan menggesek-
gesekkan sikunya di penisku itu. Dengan melihat
gelagat Bu Neneng ini yang memberi peluang
padaku, aku tidak diam aja. Dengan melihat
pantat yang besar menghadap kepadaku,
tanganku mulai sedikit meremas-remas dan
mengelus betis lalu menuju ke atas paha yang
mulus dan akhirnya aku sampai ke paling atas
(pantat mulus Bu Neneng) dan aku nekat
mengangkat rok mini Bu Neneng ke atas
sehingga sekarang terlihat pantat Bu Neneng yang
mulusitu dengan ditutupi CD yang menyelepit di
belahan pantat.

Aku mulai mengelus-elus, dan sesekali menarik
CD Bu Neneng dan ternyata sudah basah dari
tadi.Lalu aku memainkan jariku di permukaan
vagina yang tertutup CD itu, Bu Neneng mungkin
sudah tahu gelagatku itu sehingga dia
merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang
terlihat jelas CD Bu Neneng yang basah. Sekarang
aku memberanikan diri untuk melihat secara
langsung vagina Bu Neneng yang kelihatan sudah
tidak sabar untuk dimasuki rudalku yang sudah
tegak berdiri. Akumulai menggeser CD Bu
Neneng ke kiri dan kelihatan dengan jelas vagina
Bu Neneng yang sudah memerah itu. Lalu aku
perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di
permukaan vagina Bu Neneng dan dengan reaksi
itu nafas Bu Neneng mulai tak beraturan, "Eeehh..
ahh.. ohh hemm.." dan sekarang aku
memasukkan jari tengahku ke lubang kenikmatan
Bu Neneng dengan pasti dan kukocok dan terus
kukocok dengan pelan-pelan dan lama-lama
semakin cepat dan.. "Ah.. oh yes te.. rus..
please.. ah.. ohe.. lebih dalam.. Jook.. " Bu
Neneng mulai membuang obat merah itu dan
sekarang tidak mengobati lukaku lagi malah
sekarang dia sudah mulai mengocok dan
meremas dengan kuat penisku.
Aku kurang puas dengan posisi ini, aku mulai
mengangkat salah satu kaki Bu Neneng ke
sampingku dan sekarang posisi 69 yang kudapat,
dan vagina Bu Neneng tepat di depan mulutku.
Aku mulai menjilat klitorisnya, dan kusedot kecil
dan kupermainkan pinggir vagina Bu Neneng
dengan lidahku yang indah itu. "Oh.. ya.. enak
sekali hisapanmu Jok.. Oh aughh ahh yes.. terus!"
dan aku mulai memasukkan lidahku ke dalam
lubang yang basah itu dan terasa asin tapi gurih.
"Oh.. ah.. terus.. kontol kamu tegang sekali
Joko.."
"Ya.. Bu jilat.. jilat dong..!"
Tanpa banyak kata Bu Neneng terus melumat
habis penisku.
"Oh.. ya.. ya.. terus yang keras lagi..!"
Bu Neneng memang lihai dalam hal oral, tidak
satu bagian pun dari penisku yang terlewatkan
dari lidah birahi Bu Neneng. Telur penisku terlahap
juga dengan mulut binalnya. Bu Neneng tidak
puas sampai di situ, sekarang dia mengangkat
pantatku lebih tunggi dan kelihatan jelas lubang
anusku dan sekarang mempermainkan lidahnya
di lubang anusku. Oh, terasa geli bercampur
nikmat sampai ujung rambut, pada waktu itu
juga Bu Neneng tidak kuat menahan nikmat yang
dia rasakan, dan aku tahu kalau Bu Neneng mau
orgasme yang pertama kalinya, aku
mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, dan
mempercepat kocokkan jariku di vaginanya dan
akhirnya.. "Jo.. ah ye.. yea.. aku tidak tahan Jok..
a.. ku.. ke.. luaar.." dan "Serr.. serr.." terasa
semprotan kuat dari vagina Bu Neneng kena
jariku.

Cairan putih kental yang keluar dari vagina Bu
Neneng kusedot habis sampai bersih cairan
kenikmatan Bu Neneng tersebut. Dia sekarang
tergeletak lemas di sampingku.
"Bu Neneng masih kuat? Apa cukup saja Bu?"
tanyaku disamping memelintir puting susunya
yangkuharapkan sex Bu Neneng kembali lagi dan
terangsang.
"Ah.. kamu jantan sekali Jok! Aku tidak nyangka
kamu kuat sekali, kamu belum keluar?" tanya Bu
Neneng sambil mengocok halus kemaluanku
yang masih tegang itu.
"Belum Bu! mau lagi atau.."
Belum aku berhenti ngomong Bu Neneng mulai
memasukkan penisku ke mulutnya dan dijilat,
disedot dan dikocok, sedangkan aku di pinggir
tempat tidur dan Bu Neneng di atas tempat tidur
denganposisi nungging, dan aku tetap meremas-
remas dan sesekali kupelintir-pelintir puting Bu
Neneng itu.
"Aah.. terus Bu..! lebih dalam Bu..! yes hemm
Aah.. sesstt aahh.."
"Jok.. masukin aja ya.. aku pingin ngerasain penis
kamu ini,"
Lalu aku memutarkan tubuh Bu Neneng dengan
posisi nungging dan aku mulai mengarahkan
penisku ke lubang Bu Neneng tapi aku tidak
langsung memasukkan penisku, kugesek-gesek
dulu ke permukaan vagina Bu Neneng.
"Ah.. ya.. masukkan Jok.. cepet aku tidak tahan
nih.. oh.. ce.. pet!"
Aku langsung memasukkan ke lubang Bu
Neneng.
"Bless.. slepp.."
"Ah.. ye.." erang Bu Neneng menerima serangan
batang kemaluanku.Aku mulai memajukan dan
memundurkan penisku dengan pelan tapi pasti
dan sekarang aku tambah frekuensi kecepatan
kocokanku.
"Ah.. ya.. penis kamu.. hebat Jok.. keras, te.. rus..
oh.. sst.. ah.."
Aku semakin terangsang dengan erangan Bu
Neneng yang menggeliat-liat seperti cacing
kebakar. Aku angkat kaki kanannya untuk
mempermudah jelajah penisku untuk sampai ke
rahimnya dan makin mempercepat kocokanku.

"Oh ya.. aughh.. sstt teruss.. jangan ber.. henti..
ah.. ke.. rass.. Joko.. hebat.."
Dan akhirnya,
"Jok.. lebih cepet..! aku mau ke.. luar.. aku.. tidak..
oh.. ye.. tahan.. la.. gi.. ah.. oh shh.."
Dan akhirnya dia menyemprotkan cairan
kenikmatannya, "Serr.. serr.." terasa ujung
penisku disemprot dengan cairan hangat yang
kental. Sekarang Bu Neneng tergulai lemas di
hadapanku. Aku memperhatikan tubuh Bu
Neneng yang montok dengan susu yang besar,
dengan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.
Aku tetap mengocok sendiri penisku biar tetap
tegang, dan aku mulai tidak kuat, mungkin ini
waktunya aku untuk mengakhiri permainan sex-
ku.
"Bu.. permisi, aku mau mengakhiri tugasku ini.."
Dengan mengangkat tubuh Bu Neneng ke pinggir
tempat tidur, dan membuka lebar-lebar paha Bu
Neneng sehingga terpampang vagina Bu Neneng
yang masih basah dengan cairan kenikmatannya,
aku mulai memasukkan penis dan mengocoknya.

"Ah.. kau nakal ya.. Jok.. aughh hemm.. terus
Jok.."
Aku dengan semangat "45" kukocok habis vagina
Bu Neneng dengan menggesek-gesek klitorisnya
dengan jari jempolku untuk mempercepat dia
untuk orgasme ketiga kalinya, dan..
"Bu.. aku mau ke.. luar.. ah.. ye.. di.. mana.. ini..
dalam atau di luar.. oh ye!" sambil mempercepat
kocokan jari dan penisku.
"Ya.. aku juga Joko.. uh.. uh.. hemm.. sstt.. kita..
barengan di dalam.. oh ye.."
Bu Neneng tidak kuat lagi ngomong kecuali
merem-melek tahan nafsu, dan akhirnya aku
keluar di dalam vagina Bu Neneng, "Crott.. crott.."
sampai lima kali semprotan dan dibarengi dengan
erangan dan getaran tubuh Bu Neneng, "Oh..
yak.. yes.. hemm.." Lalu kucabut penisku dan
kupukul-pukulkan di permukaan vagina Bu
Neneng dengan reaksi Bu Neneng mengangkat
tubuhnya akibat vaginanya kupukul dengan
penisku.
"Bu Neneng hebat sekali deh, makasih ya Bu.."
"Kamu juga hebat banget Joko.. Ibu sampai
kualahan menghadapi kontol kamu yang tegap
ini. Wah.. kontol kamu ini harus dibersihkan dulu
ya.."
Dia langsung mengarahkan penisku ke mulutnya
dan dilahap langsung dan dikocok-kocok habis.
"Wow.. oh.. ye.. teruus.. yess.. sseesstt ahh ya.."
Ini membuatku tegang lagi, dan Bu Neneng tak
henti-hentinya mengocok dan mengulum
penisku yang tegang sekali.
"Bu.. stop.. augghh he.. stoop aku.. tak.. tahan.."
Dan..
"Croot.. croott.."
Kukeluarkan spermaku untuk kedua kalinya di
wajah Bu Neneng, dan aku tergeletak lemas di
atas susu Bu Neneng.
"Nah.. sekarang kan Bu Neneng tidak kalah banget
toh.. ya.. dua-tiga lah..!"
"Makasih ya.. Jok.. kamu hebat dalam permainan
sex, kapan-kapan kita lagi ya.. sudah kamu tidur
dulu deh!"
Lalu aku tertidur sampai malam, dan sebelum aku
pulang ke kost-ku, sempat Bu Neneng minta
untuk oral sekali lagi.


Adult | GO HOME | Exit
1/18358
U-ON

inc Powered by Xtgem.com